Telah berlaku Syari'at Islam di Indonesia, setelah ratusan tahun dijajah oleh bangsa asing. Umat Islam Bangsa Indonesia pernah mengalami masa dimana Qur'an dan Sunnah Rosulullah menjadi acuan hidup 100%. Meski tidak di seluruh teritorial bekas jajahan Hindia Belanda, tapi setidaknya sebagian besar Aceh, Jawa bagian Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan sebagian Sulawesi Tengah, dan beberapa teritorial kecil di Jawa bagian Tengan dan Timur, Nusa Tenggara, Sumatra, ketika gerombolan Soekarno hanya mempunyai teritorial Jogjakara, dan diluar itu menjadi Teritorial Belanda dan Negara yang diproklamasikan tahun 49 oleh Kartosuwirjo, NKA NII (Negara Karunia Alllah Negara Islam Indonesia).
6 bulan paska Proklamasi NII, Amerika sebagai Negara Mason terbesar mulai gerah dan ketakutan, sehingga memaksa Belanda sebagai penguasa dari perpanjangan Mason di Asia Tenggara, melepaskan Soekarno dan Hata, dua pimpinan gerombolan nasionalis sekuler untuk segera membentuk negara tandingan baru, mereka menamakannya RIS (Republik Indonesia Serikat) dimana RI (Republik Indonesia) menjadi bagian didalamnya, sebagai negara bagian di daerah Jogjakarta. NII sebagai Negara yang berkuasa saat itu, sebagai Negara satu-satunya yang melawan penjajah Belanda, harus melawan persekutuan baru antara Penjajah Asing dan antek-anteknya orang pribumi. dimana saat itu laskar rakyat nasionalis mendapatkan bantuan anggota baru dari KNIL (tentera pribumi pro Belanda) beserta persenjataan yang lengkap.
Syari'at Islam diperjuangkan dengan darah setelah itu, Jihad Fii Sabilillah diberlakukan, ribuan orang menjadi Syuhada, hingga pengorbanan dari para pimpinan NII dibuktikan hingga darah membasahi Bumi para Syuhada Indonesia. Mereka membuktikan Jual Beli Mereka dengan Allah....
NII lahir di Bumi Indonesia, oleh para Ulama dan Mujahidin di Indonesia, bukanlah lahir seketika dan insidental, perjuangannya dimulai sejak jaman Penjajahan Belanda, ketika lahir organisasi pertama di Indonesia SDI (Serikat Dagang Islam, 1905) yang kemudian berubah menjadi SI hingga PSII. Sejak pimpinan fenomenal Cokroaminoto, organisasi ini sebagai Tandzim satu-satunya yang memperjuangkan Islam demi tegaknya Daulah di Indonesia. Mengirim utusan beberapa kali ke Kongres Islam Internasional yang menghendaki berdirinya kembali Khilafah, hingga akhirnya di Indonesia direalisasikan melalui Kongres Ulama Islam anti Penjajah di Cisayong tahun 1948. Perjuangan panjang sejak 1905 hingga 1948, perjuangan politik terlama, karena pencanangan kemerdekaan dan gerakan menuju kemerdekaan dari kelompok lain lahir jauh setelahnya....hingga akhirnya dinyatakan dalam Proklamasi 49 berdirinya Negara Islam Indonesia sebagai bentuk nyata perjuangan Umat Islam dalam penegakan Diin Islam. Umat Islam Merdeka saat itu, syari'at islam dijalankan, hukum ditegakan, Qisos dan Hudud serta Jinayat menjadi aplikasi bukan retorika ataupun catatan sejarah saja.
Akan tentapi kaki tangan Penjajah (NKRI) dimenangkan oleh Allah sebagai batu ujian bagi umat dan para pejuang Islam di Indonesia. Apakah akan mundur kebelakang dan tunduk kepada Thoghut laknatullah alaih, atau tidak menyerah meski dalam kondisi lemah dan tertindas, dan terus melanjutkan perjuangan hingga Islam Tegak...
Hukum Jahiliyah diberlakukan, Riba menjadi landasan ekonomi, Kemaksiatan dilegalkan, Pajak yang diharamkan bagi Umat Islam ditarik dengan paksa, Kebebasan secara Sosial diluar batas hingga membuat rakyat indonesia terlena dan menikmatinya, begitu pula sebagian besar Umat Islam dan para Pejuang yang kembali mundur kebelakang...ini adalah tragedi terbesar dalam sejarah Islam di Indonesia..
NKRI bersekutu dengan Penjajah seperti Amerika Serikat, China, Rusia, Eropa Barat, Jepang, mengusung kapitalisme, Pemerintah NKRI sebagai antek penjajah tidak mampu memberikan hak rakyat dari Alam Indonesia yang kaya raya ini, tidak jauh berbeda seperti para pendahulunya Raja-raja dan Kaum Ningrat yang tidak pernah peduli ketika rakyatnya hanya dijadikan asep kapitalis.
Para Pejuang Islam dibutakan oleh Media, mereka lupa darimana mereka berasal, siapa dan bagaimana para pendahulunya memperjuangkan islam hingga syahid di Bumi Nusantara ini. Mereka disibukan dengan konflik antar kelompok, antar manhaj, antar harokah. Sebagian besar mereka lemah dan tunduk kepada sistem thoghut, tidak pernah berani lagi melawan, padahal Allah memerintahkannya dengan tegas dan jelas untuk mengingkari Thoghut itu, diperintahkan untuk memerangi Thoghut itu...mereka disibukan dengan dialog dan perdebatan siapa yang paling layak berkuasa di Bumi ini, sedangkan Rakyat...Umat Islam tetap saja terjajah, dan tetap saja dijadikan komoditas...termasuk oleh Mereka...
Apakah Mereka tidak mendengar doa-doa kaum tertindas yang menghendaki pembebasan dari kekuasaan Thoghuit NKRI? apakah Mereka tidak mendengar mereka menghendaki ditegakannya Hudud dan Qisos? apakah Mereka tidak mendengar tangisan Umat yang terlilit dan terjerat Riba? apakah Mereka terlalu asyik karena Umat masih menyetor Infaq dan Zakat? lebih baik mereka jangan jadikan harokahnya itu sebagai harokah kaum mujahidin...sebaiknya mereka ganti harokahnya itu sebagai harokahnya kaum pengemis penerima sedekah umat....
Wahai para Mujahidin siapapun Anda, apapun manhaj Anda, apapun Mazhab Anda, apapun Organisasi/Harokah Anda...bangkitlah ! dan Perangilah Thoghut itu...hingga Diin ini hanya milik Allah saja !!!
Manifesto-NII
Rabu, 15 Juli 2015
Sabtu, 11 Juli 2015
Penjajah itu bernama "NKRI" (Bagian I)
Bismillah,
Setelah keberhasilan Trio Zionis (Amerika, Belanda, Australia) mendirikan Negara Boneka yang bernama RIS (Republik Indonesia Serikat, yang berubah menjadi NKRI-Negara Kesatuan Republik Indonesia) dengan boneka penjajah mereka gerombolan Soekarno CS. maka, sejak saat itu Indonesia mengalami babak penjajahan baru, Umat Islam Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsanya sendiri.
NKA NII yang saat itu telah diproklamsikan (6 bulan sebelumnya) hanya berhasil mempertahankan kedaulatan dan penegakan syari'at hingga 1962, dan setelah itu Komunis, Tiran, Liberalis Kapitalis bergantian berkuasa di Indonesia hingga saat ini, satu kondisi penjajahan paling parah secara mental, ekonomi, dan tentusaja hukum yang tidak berkeadilan bagi Umat Islam.
Saat ini Rakyat Indonesia antara sadar dan tidak, dijajah oleh Negara-negara Kapitalis hingga Komunis Baru dari Amerika hingga China, dengan pemerasan sumber daya sehabis-habisnya dengan menyisakan sebagian kecil saja bagi rakyat. Tidak jauh dengan pendahulunya Belanda dan Jepang, yang melakukan koalisi penjajahan dengan para Raja-raja penjilat, tuan tanah dzalim, serta Orang Asing yang numpang hidup seperti lintah.
Sebut saja Freeport, Exxon Mobile, Newmont, Uniliver, Royal Dutch, hingga perusahan-perusahaan Cina yang marak 10 tahun terakhir mengeruk habis sumber daya alam tanpa memberikan kontribusi realistis bagi rakyat. Belum lagi perusahaan Indonesia yang sudah banyak dijual oleh pemerintahan NKRI hingga kacung-kacung itu tidak mampu mengendalikan lagi, yang berarti Indonesia hanyalah seonggok kue tart yang sudah terbagi-bagi dijual ke penjajah, dan sekali lagi, rakyat hanyalah menjadi konsumen yang diperas secara kapital oleh mereka, tidak bisa turut andil kecuali sedikit saja.
Penjajahan secara sosial budaya tidak jauh berbeda, Hedonisme yang merupakan ekses liberalisme politik yang saat ini digalakan oleh para sosialis hopokrit menjadikan Indonesia mengalami Lost Generation. Tidak lagi mempunyai budaya yang terhormat, dari sudut pandang akhlak islam, mereka kembali jahiliyah. Pemerintah NKRI tidak pernah memperhatikan ekses liberalisme politik dan hukum, mereka hanyalah menjadikan rakyat sebagai asset kapital, tidak lebih dari itu.
Penjajahan Hukum yang merupakan penjajahan tiada henti sejak penjajahan Belanda, menjadikan Umat Islam menjadi bulan-bulanan bobroknya keadilan, Syri'at bagi Umat Islam merupakan keniscayaan yang tidak bisa diganggu gugat, akan tetapi konstitusi negara NKRI tidak pernah memberikan ruang hidup bagi tegaknya Hukum Allah di muka bumi nusantara ini. Hingga saat ini Umat Islam tidak perduli lagi atas hak mereka dalam mendapatkan keadilan hukum islam. Mereka tunduk bagaikan binatang ternak yang dicocok hidungnya agar tunduk kepada Tuannya. Mengerikan, ketika Tuannya itu kebanyakan mengaku Umat Islam pula.
Inilah Kiamat Wustho, ketika Fitnah Akbar melanda Umat Islam Bangsa Indonesia, mereka hanyalah buih di lautan, seperti bebek-bebek yang diberika dedak murah untuk siap-siap disembelih oleh Tuannya, demi kepentingan Tuannya saja.
Kita menunggu kebangkitan Umat Islam, dengan diawali penyadaran secara Politik dan Hukum, untuk menggugat hak mereka, menolak pemerintahan Thoghut laknatullah alaih NKRI dan membubarkannya. sebelum penyadaran ini muncul, jangan berharap Rahmatan lil 'Alamin akan membasuh bumi Indonsia.
Manifesto-NII
Setelah keberhasilan Trio Zionis (Amerika, Belanda, Australia) mendirikan Negara Boneka yang bernama RIS (Republik Indonesia Serikat, yang berubah menjadi NKRI-Negara Kesatuan Republik Indonesia) dengan boneka penjajah mereka gerombolan Soekarno CS. maka, sejak saat itu Indonesia mengalami babak penjajahan baru, Umat Islam Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsanya sendiri.
NKA NII yang saat itu telah diproklamsikan (6 bulan sebelumnya) hanya berhasil mempertahankan kedaulatan dan penegakan syari'at hingga 1962, dan setelah itu Komunis, Tiran, Liberalis Kapitalis bergantian berkuasa di Indonesia hingga saat ini, satu kondisi penjajahan paling parah secara mental, ekonomi, dan tentusaja hukum yang tidak berkeadilan bagi Umat Islam.
Saat ini Rakyat Indonesia antara sadar dan tidak, dijajah oleh Negara-negara Kapitalis hingga Komunis Baru dari Amerika hingga China, dengan pemerasan sumber daya sehabis-habisnya dengan menyisakan sebagian kecil saja bagi rakyat. Tidak jauh dengan pendahulunya Belanda dan Jepang, yang melakukan koalisi penjajahan dengan para Raja-raja penjilat, tuan tanah dzalim, serta Orang Asing yang numpang hidup seperti lintah.
Sebut saja Freeport, Exxon Mobile, Newmont, Uniliver, Royal Dutch, hingga perusahan-perusahaan Cina yang marak 10 tahun terakhir mengeruk habis sumber daya alam tanpa memberikan kontribusi realistis bagi rakyat. Belum lagi perusahaan Indonesia yang sudah banyak dijual oleh pemerintahan NKRI hingga kacung-kacung itu tidak mampu mengendalikan lagi, yang berarti Indonesia hanyalah seonggok kue tart yang sudah terbagi-bagi dijual ke penjajah, dan sekali lagi, rakyat hanyalah menjadi konsumen yang diperas secara kapital oleh mereka, tidak bisa turut andil kecuali sedikit saja.
Penjajahan secara sosial budaya tidak jauh berbeda, Hedonisme yang merupakan ekses liberalisme politik yang saat ini digalakan oleh para sosialis hopokrit menjadikan Indonesia mengalami Lost Generation. Tidak lagi mempunyai budaya yang terhormat, dari sudut pandang akhlak islam, mereka kembali jahiliyah. Pemerintah NKRI tidak pernah memperhatikan ekses liberalisme politik dan hukum, mereka hanyalah menjadikan rakyat sebagai asset kapital, tidak lebih dari itu.
Penjajahan Hukum yang merupakan penjajahan tiada henti sejak penjajahan Belanda, menjadikan Umat Islam menjadi bulan-bulanan bobroknya keadilan, Syri'at bagi Umat Islam merupakan keniscayaan yang tidak bisa diganggu gugat, akan tetapi konstitusi negara NKRI tidak pernah memberikan ruang hidup bagi tegaknya Hukum Allah di muka bumi nusantara ini. Hingga saat ini Umat Islam tidak perduli lagi atas hak mereka dalam mendapatkan keadilan hukum islam. Mereka tunduk bagaikan binatang ternak yang dicocok hidungnya agar tunduk kepada Tuannya. Mengerikan, ketika Tuannya itu kebanyakan mengaku Umat Islam pula.
Inilah Kiamat Wustho, ketika Fitnah Akbar melanda Umat Islam Bangsa Indonesia, mereka hanyalah buih di lautan, seperti bebek-bebek yang diberika dedak murah untuk siap-siap disembelih oleh Tuannya, demi kepentingan Tuannya saja.
Kita menunggu kebangkitan Umat Islam, dengan diawali penyadaran secara Politik dan Hukum, untuk menggugat hak mereka, menolak pemerintahan Thoghut laknatullah alaih NKRI dan membubarkannya. sebelum penyadaran ini muncul, jangan berharap Rahmatan lil 'Alamin akan membasuh bumi Indonsia.
Manifesto-NII
Sabtu, 04 Juli 2015
Pemerintahan Jokowi sebagai Persekutuan Komunis dan Liberalis
Madinah, 17 Ramadhan 1436 H
Bismillah,
Seperti yang kita ketahui bersama, pemerintahan NKRI yang berideologi Pancasila tidak pernah mempunyai dasar pijakan dalam menjalankan roda pemerintahannya, Pancasila sebagai Ideologi absurd (tidak jelas) dapat digunakan oleh siapapun sebagai jargon dalam gerakan politiknya. Seperti halnya ketika jaman Soekarno dijadikan sebagai dasar Marxisme-Marhaenisme, ketika jaman Soeharto dijadikan sebagai dasar ideologi Tiran Soehartoisme, dan paska Reformasi Pancasila menjadi dasar bagi para pimpinan NKRI menjadikan Ideologi Liberal untuk langkah-langkah Politiknya.
Saat ini, Jokowi yang dipilih rakyat awam menjadi boneka bagi para kader-kader Komunis Baru yang bersekutu dengan kaum Liberal kaki tangan Zionis-Amerika. Rakyat hanya dijadikan batu pijakan dan asset bagi negara, bukan subyek yang berhak dilindungi dan diadilkan. Rakyat dijadikan komoditas politik dan budak-budak yang tidak diberi hak hidup yang layak. Komunis sejak keberhasilan Lenin di Rusia hanyalah mampu memproduksi kaum Tiran, baik di Cina, Amerika Latin, Afrika, Arab, Asia tenggara (Vietnam, Kamboja, Myanmar/Burma), setiap saat mulutnya berbicara "Rakyat", dan pada saat yang sama rakyat di peras keringatnya sampai sehabis-habisnya.
Kader-kader Komunis mendapatkan tempat yang layak di tubuh partai PDI-P, sebagai partai pelanjut Ideologi Marhaenisme (Marxisme Indonesia) mereka tidak begitu sulit untuk hidup dengan nyaman didalamnya. saat ini kader-kader mereka sudah ditempatkan oleh Pemerintahan Jokowi di tempat-tempat strategis. Melalui Jokowi sebagai Boneka Megawati, mereka bebas mengotak-atik kebijakan pemerintahan NKRI hingga menjadikannya negara ini sebagai lahan uji coba kebijakan politik Komunis model Baru. Tidak jauh dari konsep Cina Daratan yang juga sebagai negara Komunis yang menggunakan gaya baru dalam pemerintahannya, mereka sama jahatnya dengan kaum Kapitalis Liberal yang sudah bercokol di Indonesia sejak masa Reformasi itu.
Kasus-kasus Tanah, Kasus BPJS ketenaga kerjaan, kasus Buruh Outsourching, para Pedagang kaki lima, dan kasus-kasus para Mustadhafin lainnya tidak pernah terselesaikan bahkan bertambah parah, rakyat bahkan saking terbiasanya di tindas sejak jaman Soekarno itu tidak pernah menyadari kebobrokan pemimpin-pemimpin mereka di NKRI. ini tragis.
Wahai para pejuang kebenaran, wahai kaum Mu'minin, wahai para Mujahidin.... janganlah kalian merasa nyaman dan tentram, para rakyat yang ditindas itu seperti kaum yatim yang tidak pernah punya pelindung sebelum tegaknya daulah islamiyah di Indonesia. Sebelum berlakunya keadilan hukum Allah dan RosulNya.
Sebelum hancurnya para Tiran-Thoghut laknatullah alaih sehancur-hancurnya, jeritan mereka rakyat banyak hanya bisa didengar oleh mereka yang hatinya telah terbasuh qur'an, bukan hati mereka yang telah dibanjiri dolar dan rupiah. Mereka rakyat banyak sudah terkuras oleh pajak dan barang mahal, jangan pernah lagi mereka dipaksa membayar infaq kecuali kalian mempunyai solusi yang layak bagi mereka.
Pemerintahan Jokowi yang lugu tapi penindas ini hanyalah bertahan beberapa tahun lagi sebelum digantikan, tapi kaum Liberalis dan Komunis akan tetap menjadi momok bagi rakyat jika NKRI masih berdiri di Indonesia. Islam yang seharusnya menjadi solusi saat ini hanya menjadi komoditas di TV ataupun Buku-buku Roman. Kaum muslimin sedang lalay dan mabuk kapital karena sistem jahil yang diterapkan. Mau sampai kapan kiamat wustho ini berlangsung? Jawabannya ada di tangan, kaki, kepala, mata, telinga, dan hati saudara-saudara... jangan sampai andapun wahai para pejuang islam....sama-sama tergilas jaman...tenggelam bersama kejahiliyahan mereka...dan itu yang akan terjadi. Kecuali anda Bangkit dan Kepalkan keyakinan bergerak berjuang secara Revolusioner untuk menumbangkan kaum Tiran yang baunya sudah busuk oleh darah dan keringat rakyat itu...
Manifesto-NII
Bismillah,
Seperti yang kita ketahui bersama, pemerintahan NKRI yang berideologi Pancasila tidak pernah mempunyai dasar pijakan dalam menjalankan roda pemerintahannya, Pancasila sebagai Ideologi absurd (tidak jelas) dapat digunakan oleh siapapun sebagai jargon dalam gerakan politiknya. Seperti halnya ketika jaman Soekarno dijadikan sebagai dasar Marxisme-Marhaenisme, ketika jaman Soeharto dijadikan sebagai dasar ideologi Tiran Soehartoisme, dan paska Reformasi Pancasila menjadi dasar bagi para pimpinan NKRI menjadikan Ideologi Liberal untuk langkah-langkah Politiknya.
Saat ini, Jokowi yang dipilih rakyat awam menjadi boneka bagi para kader-kader Komunis Baru yang bersekutu dengan kaum Liberal kaki tangan Zionis-Amerika. Rakyat hanya dijadikan batu pijakan dan asset bagi negara, bukan subyek yang berhak dilindungi dan diadilkan. Rakyat dijadikan komoditas politik dan budak-budak yang tidak diberi hak hidup yang layak. Komunis sejak keberhasilan Lenin di Rusia hanyalah mampu memproduksi kaum Tiran, baik di Cina, Amerika Latin, Afrika, Arab, Asia tenggara (Vietnam, Kamboja, Myanmar/Burma), setiap saat mulutnya berbicara "Rakyat", dan pada saat yang sama rakyat di peras keringatnya sampai sehabis-habisnya.
Kader-kader Komunis mendapatkan tempat yang layak di tubuh partai PDI-P, sebagai partai pelanjut Ideologi Marhaenisme (Marxisme Indonesia) mereka tidak begitu sulit untuk hidup dengan nyaman didalamnya. saat ini kader-kader mereka sudah ditempatkan oleh Pemerintahan Jokowi di tempat-tempat strategis. Melalui Jokowi sebagai Boneka Megawati, mereka bebas mengotak-atik kebijakan pemerintahan NKRI hingga menjadikannya negara ini sebagai lahan uji coba kebijakan politik Komunis model Baru. Tidak jauh dari konsep Cina Daratan yang juga sebagai negara Komunis yang menggunakan gaya baru dalam pemerintahannya, mereka sama jahatnya dengan kaum Kapitalis Liberal yang sudah bercokol di Indonesia sejak masa Reformasi itu.
Kasus-kasus Tanah, Kasus BPJS ketenaga kerjaan, kasus Buruh Outsourching, para Pedagang kaki lima, dan kasus-kasus para Mustadhafin lainnya tidak pernah terselesaikan bahkan bertambah parah, rakyat bahkan saking terbiasanya di tindas sejak jaman Soekarno itu tidak pernah menyadari kebobrokan pemimpin-pemimpin mereka di NKRI. ini tragis.
Wahai para pejuang kebenaran, wahai kaum Mu'minin, wahai para Mujahidin.... janganlah kalian merasa nyaman dan tentram, para rakyat yang ditindas itu seperti kaum yatim yang tidak pernah punya pelindung sebelum tegaknya daulah islamiyah di Indonesia. Sebelum berlakunya keadilan hukum Allah dan RosulNya.
Sebelum hancurnya para Tiran-Thoghut laknatullah alaih sehancur-hancurnya, jeritan mereka rakyat banyak hanya bisa didengar oleh mereka yang hatinya telah terbasuh qur'an, bukan hati mereka yang telah dibanjiri dolar dan rupiah. Mereka rakyat banyak sudah terkuras oleh pajak dan barang mahal, jangan pernah lagi mereka dipaksa membayar infaq kecuali kalian mempunyai solusi yang layak bagi mereka.
Pemerintahan Jokowi yang lugu tapi penindas ini hanyalah bertahan beberapa tahun lagi sebelum digantikan, tapi kaum Liberalis dan Komunis akan tetap menjadi momok bagi rakyat jika NKRI masih berdiri di Indonesia. Islam yang seharusnya menjadi solusi saat ini hanya menjadi komoditas di TV ataupun Buku-buku Roman. Kaum muslimin sedang lalay dan mabuk kapital karena sistem jahil yang diterapkan. Mau sampai kapan kiamat wustho ini berlangsung? Jawabannya ada di tangan, kaki, kepala, mata, telinga, dan hati saudara-saudara... jangan sampai andapun wahai para pejuang islam....sama-sama tergilas jaman...tenggelam bersama kejahiliyahan mereka...dan itu yang akan terjadi. Kecuali anda Bangkit dan Kepalkan keyakinan bergerak berjuang secara Revolusioner untuk menumbangkan kaum Tiran yang baunya sudah busuk oleh darah dan keringat rakyat itu...
Manifesto-NII
Langganan:
Postingan (Atom)